Kota Lourdes adalah sebuah tempat suci yang terletak di pegunungan Pyrenees, Perancis, tempat berziarah umat Katolik dari seluruh penjuru dunia. Setiap tahunnya, lima hingga enam juta orang dari berbagai bangsa dan negara datang berwisata, berziarah, dan berdoa di sana. Penampakan Bunda Maria di Lourdes adalah pengalaman spiritual yang tak terlupakan khususnya bagi umat Katholik dari seluruh penjuru dunia.
Dikatakan pada Februari 1858 Perawan Maria Terberkati metampakkan diri kepada anak kecil 14-tahun bernama Bernadette Soubirous (sekarang St. Bernadette) di Grotto of Massabielle terpencil. Bernadette Soubirous memasuki biara Nevers pada 1866 dan dikanonisasi pada 1933.
Penampakan Bunda Maria di Lourdes pertama kali terjadi tanggal 11 Februari 1958. Dan berikutnya adalah 17 kali penampakan lain sepanjang tahun itu pula. Yang terakhir, Bunda Maria menampakkan diri tanggal 16 Juli 1858. Tepat tahun 2008, Gereja Semesta merayakan hari jadi 150 Tahun peristiwa rohani ini di Lourdes.
Enam Juta Peziarah Lourdes adalah fenomena global. Mengapa? Dalam setahun, tempat bersejarah ini dikunjungi peziarah tak kurang berjumlah enam juta orang.
Dari kisaran jumlah itu, 400-an ribu di antaranya adalah kaum muda. Pada perayaan Pesta 150 Tahun Penampakan di Lourdes tahun 2008 lalu, tak kurang tujuh juta peziarah dari seluruh dunia telah menyesaki jalanan menuju Lourdes. Panitia lokal bahkan sudah menyiapkan tak kurang 12 ribu sukarelawan untuk “mengurus” turis rohani di tempat bersejarah ini.
Persiapan pemerintah Lourdes juga tak kalah seriusnya. Beberapa project konstruksi telah dilakukan. Di antaranya yang spektakuler adalah direnovasinya façade (tampilan bagian muka) Basilika Rosario dengan pemasangan mozaik baru yang menghadirkan “Peristiwa Cahaya”. Project ini dibuat sebagai bentuk penghormatan atas karya pastoral mendiang Paus Yohanes Paulus II.
Melalui surat apostolik Rosarioum Virginis Mariae yang dikeluarkan 16 Oktober 2002, Paus Yohanes Paulus II membeberkan refleksinya yang mendalam mengenai peristiwa hidup Yesus dari pembaptisan sampai ‘warisan rohani’ teragung: Ekaristi.
Sepanjang hidupnya, mendiang Paus Yohanes Paulus II sendiri telah menyempatkan diri terbang dari Roma menuju Lourdes untuk berziarah dan berdoa di Gua Penampakan (massabielle) sebanyak dua kali: tahun 1983, tak lama setelah menerima mandat kepemimpinan Tahta Suci dan berikutnya tahun 2004.
Semua peziarah, termasuk Bapa Suci, diundang pada acara jubileum 150 Tahun Penampakan di Lourdes. Mereka diundang untuk mengalami sesuatu yang sangat positif sebagai bagian dari gereja universal dan sebagai “pribadi” selama kurun waktu perayaan ini.
Foto Grotto Massabiele pada jaman St. Bernadette
Di antaranya, para peziarah diajak melewat “jejak langkah” kaki Bernadette, mulai dari gereja paroki dimana orang kudus dari Lourdes ini dibabtis. Kemudian, diajak menyusuri lorong-lorong jalan menuju Cachot—bangunan rumah bekas penjara yang menjadi tempat tinggal keluarga Bernadette. Selanjutnya, kita diajak masuk kompleks Lourdes melalui pintu gerbang St. Michel, menyusuri explanade Lapangan Rosario dan berjalan melewati salah satu dari tujuh lengkungan menuju ke Gua Penampakan.
Setiap peziarah diajak mengalami sebuah perjalanan yang mendalam menuju pada hidup yang baru. Dengan demikian, perjalanan ziarah ini mempunyai arti merombak kebiasaan-kebiasaan hidup buruk yang lampau dan memeluk kebiasaan-kebiasaan hidup baik yang baru yang kini populer disebut habitus baru.
Barangkali tak banyak orang sadar, di antara 18 kali penampakkan itu ada hal-hal istimewa yang sejak lama telah luput dari perhatian kita. Catatan penting di bawah ini semoga bisa “menguak” harta rohani yang belum pernah kita dengar atau baca.
Bersama dengan kakak perempuannya dan seorang teman, Bernadette pergi ke Massabielle di tepi Sungai Gave untuk mengumpulkan duri dan kayu kering. Ketika sementara melepas kaus kakinya untuk menyeberangi sungai, dia mendengar suara seperti hembusan angin, dan dia pun mengangkat kepalanya ke arah Grotto (gua): “Saya melihat seorang wanita berpakaian putih, dia mengenakan gaun putih, kerudung putih senada, ikat pinggang biru dan sebuah mawar kuning pada setiap kakinya.” Bernadette membuat Tanda Salib dan mendaraskan Rosario dengan wanita itu. Ketika doa berakhir, sang wanita tiba-tiba lenyap.
Bernadette merasakan sebuah dorongan dari dalam yang menariknya ke Grotto meskipun dia telah dilarang pergi ke sana oleh orang tuanya. Karena desakannya, ibunya akhirnya mengijinkannya; setelah peristiwa pertama Rosario, dia melihat wanita yang sama muncul. Dia memercikkan air suci padanya. Wanita itu tersenyum dan menundukkan kepalanya. Ketika Rosario berakhir, dia pun kembali menghilang.
Untuk pertama kalinya, sang wanita berbicara. Bernadette mengulurkan pena dan kertas sambil memintanya untuk menuliskan namanya. Dia menjawab, “Tidak perlu,” dan menambahkan: “Aku tidak berjanji untuk membuatmu bahagia di dunia ini tetapi di [dunia] lain. Apakah engkau cukup berbaik hati untuk datang kemari selama dua minggu?”
Bernadette datang ke Grotto dengan lilin menyala yang sudah diberkati. Tindakannya ini menjadi asal-mula dari tradisi membawa lilin dan menyalakannya di depan Grotto.
Sang wanita mengajarkannya sebuah doa pribadi. Pada akhir penampakan, Bernadette dikuasai oleh suatu kesedihan yang hebat.
Sang wanita menampakkan diri kepada Bernadette sangat awal di pagi hari. Sekitar 100 orang hadir. Setelah penampakan itu, Komisaris Polisi, Jacomet, menanyainya. Dia ingin Bernadette menceritakan apa yang dilihatnya. Bernadette hanya mengatakan “AQUÉRO” (yang berarti “orang itu” dalam dialek lokal)
Dikelilingi oleh 150 orang, Bernadette tiba di Grotto. Penampakan kali ini menyingkapkan sebuah rahasia kepadanya “hanya untuk dirinya sendiri”.
Pesan dari sang wanita : “Bertobatlah, bertobatlah, bertobatlah! Berdoalah kepada Allah untuk para pendosa. Ciumlah tanah ini sebagai tindakan pertobatan untuk para pendosa!“
Tiga ratus orang hadir. Bernadette memaparkan, “Dia menyuruhku untuk pergi, minum dari mata air itu (….) Aku hanya menemukan sedikit air berlumpur. Pada upaya keempat, akhirnya aku bisa meminumnya. Dia juga mendorongku untuk makan dedaunan pahit yang ditemukan di dekat mata air itu, dan penampakan itu kemudian beranjak dan pergi menjauh.” Di depan kerumunan orang itu yang bertanya, “Apakah engkau berpikir bahwa dia gila karena melakukan hal-hal seperti itu?“, dia menjawab, “Ini untuk para pendosa.”
Delapan ratus orang hadir. Penampakan kali ini sunyi. Bernadette minum air dari mata air tersebut dan melakukan tindakan tobat yang biasa dia lakukan
Lebih dari 1000 orang hadir pada saat kegembiraan yang luar biasa. Bernadette berdoa, mencium tanah dan berjalan dengan lutut sebagai tanda pertobatan. Dia kemudian dibawa ke rumah Hakim Ribes yang mengancam akan memasukkannya ke dalam penjara.
Lebih dari 1500 orang berkumpul dan di antara mereka, untuk pertama kalinya, terdapat seorang imam. Pada malam hari, Catherine Latapie, seorang teman dari Lourdes, pergi ke Grotto, dia mencelupkan lengannya yang terkilir ke dalam air dari mata air tersebut: lengan dan tangannya pulih seperti sediakala.
Kerumunan orang itu membesar dan membesar. Sang wanita bertanya kepadanya: “Pergilah, katakan kepada sang imam untuk datang ke sini dalam prosesi dan untuk membangun sebuah kapel di sini.“ Bernadette menyampaikan hal ini kepada Rm. Peyramale, Pastor Paroki Lourdes. Dia hanya ingin tahu satu hal: nama sang wanita. Dia menuntut suatu tanda lain: melihat semak mawar liar di Grotto berbunga di tengah musim dingin.
Dari jam 7 pagi, di hadapan 3000 orang, Bernadette tiba di Grotto, tetapi penampakan itu tidak muncul! Usai sekolah, dia mendengar panggilan dari dalam dirinya dari sang wanita. Dia pergi ke Grotto dan bertanya lagi mengenai namanya. Responnya berupa sebuah senyum. Pastor Paroki mengatakan lagi kepada Bernadette: “Jika sang wanita sungguh menginginkan sebuah kapel dibangun, maka dia harus memberitahukan kita namanya dan membuat semak mawar di Grotto mekar.“
Kerumunan orang yang selalu membesar (sekitar 8000 orang) menunggu sebuah keajaiban pada akhir dari dua minggu itu. Penampakan kali ini sunyi. Rm. Peyramale terpaku pada posisinya. Selama 20 hari, Bernadette tidak pergi ke Grotto, dia tidak lagi merasakan panggilan yang tak tertahankan.
Penampakan Bunda Maria di Lourdes kali ini akhirnya mengungkapkan nama sang wanita, tetapi semak mawar liar, di mana dia berdiri selama Penampakan, tidak mekar. Bernadette menceritakan, “Dia mengangkat matanya ke Surga, mengatupkan kedua tangannya seperti jika dalam doa, yang terulur dan mengarah ke tanah dan berkata kepadaku: Que soy era Immaculada Concepciou (Akulah yang Dikandung Tanpa Noda).” Sang visioner muda ini beranjak dan, sambil berlari sepanjang jalan, mengulangi terus kata-kata yang dia tidak mengerti itu. Kata-kata ini mengganggu Pastor Paroki yang berani itu. Bernadette tidak mengetahui fakta bahwa pernyataan teologis itu ditujukan kepada Santa Perawan. Empat tahun sebelumnya, pada tahun 1854, Paus Pius IX menyatakan hal ini sebagai sebuah kebenaran Iman Katolik (sebuah dogma).
Selama Penampakan ini, Bernadette harus menjaga lilinnya bernyala. Lidah api menjilat di sepanjang tangannya tanpa membakarnya. Seorang dokter medis, Dr. Douzous, segera bersaksi atas fakta ini.
Bernadette menerima panggilan misterius ke Grotto, tapi jalannya terhalang dan tertutup oleh palang kereta. Karenanya, dia tiba di seberang Grotto ke sisi lain dari Sungai Gave. “Saya merasa bahwa saya berada di depan Grotto, pada jarak yang sama seperti sebelumnya, saya hanya melihat Santa Perawan, dan dia lebih cantik dari sebelumnya!“
Pada umur sebelia itu, pernyataan itu terasa begitu asing bagi telinga Bernadette. Dia sungguh tidak tahu, empat tahun sebelumnya –yakni tahun 1854— melalui Paus Pius IX Gereja baru saja resmi menerbitkan ensiklik dan mengeluarkan ajaran kebenaran iman tentang Maria Yang Dikandung Tanpa Noda.
Ziarah punya makna khusus. Tak asal pergi ke suatu tempat yang dipandang bersejarah. Melainkan –sesuai tradisi katolik—berziarah adalah mendatangi tempat dimana “sesuatu telah pernah terjadi, sesuatu yang tidak biasa ditemukan di situ”.
Sesuatu “yang tidak biasa” itu bisa saja telah terjadi di masa lampau. Tapi siapa tahu, “hal luar biasa” itu juga bisa terulang lagi hari ini dan di kemudian hari. Dan mukijzat-mukjizat di Lourders adalah salah satu contohnya. Dan inilah yang menjadikan Lourdes sebagai fenomena global.
Suasana Peziarahan di sekitar Grotto
Apa yang dicari para peziarah rohani di Lourdes tak lain adalah menemukan dan merasakan kembali “kebenaran” hal-hal yang luar biasa itu. Mereka mendatangi Gua Lourdes –tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada Bernadette Soubirous—dengan bekal iman dan harapan. Bukan untuk pelesir atau sekedar ingin “cuci mata”.
Para peziarah rohani datang ke Lourdes, karena ingin berdoa dengan penuh iman kepada Bunda Maria, perantara kita kepada Yesus Kristus. Yang sakit, cacat dan bahkan yang sehat, tua atau muda datang menyesaki Lourdes hampir setiap hari, namun terutama pada masa libur.
Mereka datang dari berbagai belahan dunia, berasal dari beragam strata sosial. Yang menyatukan mereka hanya satu: iman dan harapan bisa menimba kembali semangat rahmat kasih Tuhan. Rasa kebersamaan muncul, ketika bertemu sesama umat Gereja Universal demi sebuah “doa” yang sama. Meskipun lelah dan jauh dari tempat tinggal mereka, namun sepulang mereka dari Lourdes, mereka kembali ke rumah dengan penuh cahaya dan niat untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, melainkan menjadi pelaku firman yang hidup. Penampakan Bunda Maria di Lourdes. End.
Melihat Lagi Progres Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu
Tim detikcom - detikProperti
Rabu, 23 Okt 2024 12:53 WIB
Jakarta - Joko Widodo telah menyelesaikan masa tugasnya sejak Minggu (20/10/2024) dan pulang ke Solo. Sementara rumah dinasnya di Colomadu masih dalam proses pembangunan.
LOURDES, Pena Katolik – Di Lourdes, Prancis, pada tahun 1844 seorang bayi perempuan bernama Bernadette Soubirous lahir. Keluarga Bernadette sangat miskin, dan Bernadette bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat saudara-saudaranya.
Bernadette adalah seorang gadis baik hati dengan mata gelap dan wajah bulat. Satu-satunya pendidikan yang diterima Bernadette adalah ajaran Katolik yang dia pelajari dengan setia di malam hari.
Pada usia 13 tahun, satu tugas Bernadette adalah mengumpulkan kayu untuk api. Pada suatu hari yang dingin di bulan Februari 1858, Bernadette dan dua rekannya berangkat ke Sungai Gave untuk mengumpulkan potongan kayu. Kedua sahabat itu berlari ke depan dan meninggalkan Bernadette yang berjuang untuk mengejar. Saat Bernadette melepas sepatunya untuk melewati sungai, dia dikejutkan oleh angin aneh dan suara gemerisik.
Bernadette melihat ke arah gua dan gua di tepi sungai. Di dekat pembukaan gua, Bernadette melirik dan melihat gua itu tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya keemasan. Mengangkat matanya, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik, mengenakan jubah putih bersih dengan selempang biru, kerudung di atas kepalanya, rosario digenggam di tangannya dan mawar kuning di kakinya. Bernadette menggosok matanya. Apa wanita cantik! Tapi dari mana dia berasal? Dan apa yang dia lakukan di sini?
Wanita cantik itu tersenyum pada Bernadette dan memintanya untuk berdoa rosario. Bernadette mengucapkan doanya dan ketika dia selesai dia melihat ke atas, wanita itu telah menghilang. Bernadette mengejar 2 temannya dan menemukan bahwa mereka marah padanya. Sudah lakukan apa? Bermain di sungai, sementara kita di sini mengumpulkan kayu? Bernadette memberi tahu mereka tentang penglihatan yang baru saja dia saksikan. Gadis-gadis itu memberi tahu Bernadette bahwa dia konyol dan mungkin hanya melihat sesuatu.
Bernadette merasa tertarik ke gua dan kembali ke sana pada hari Minggu berikutnya. Lagi-lagi Bernadette melihat wanita cantik itu. Ketiga kalinya Bernadette pergi ke gua, wanita itu berbicara kepadanya. Wanita cantik itu meminta Bernadette untuk datang ke sini setiap hari selama lima belas hari. Dia berkata bahwa dia ingin Bernadette memberi tahu para imam untuk membangun kapel di sana. Dia menyuruhnya untuk minum air dari sungai. Wanita itu juga menyuruh Bernadette untuk berdoa bagi pertobatan orang berdosa. Bernadette mengikuti permintaan itu.
Pada tanggal 25 Maret, Lady akhirnya memberi tahu Bernadette bahwa dia adalah Maria, ibu Yesus, dan bahwa tujuannya menampakkan diri kepada Bernadette adalah untuk memperingatkannya agar berdoa dan berkorban bagi para pendosa. Mukjizat tubuh dan jiwa yang dilakukan di Lourdes adalah bukti bahwa pesan ini adalah peringatan yang benar dari ratu surga kepada anak-anaknya dan bahwa dia sangat tertarik pada kesejahteraan mereka.
Kunjungan sehari-hari Bernadette ke gua menyebabkan kegemparan di pedesaan. Kerumunan orang mulai berkumpul dan menonton Bernadette saat dia memeriksa gua dan dengan patuh melakukan hal-hal yang diminta wanita itu darinya. Mereka menyaksikan Bernadette mengikis tanah di samping gua sampai mata air mulai menetes. Apakah Anda percaya mata air ini masih menyediakan 27.000 galon air setiap hari!
Ini adalah air suci Lourdes yang menyembuhkan semua! Pada awalnya, para pendeta, penduduk kota, dan keluarga meragukan visi Bernadette dan tujuan kegiatannya. Tetapi Bernadette keras kepala dan bertekad untuk mengikuti rencana Mary untuknya. Akhirnya semua orang percaya Bernadette dan gua di Lourdes menjadi tempat pemujaan dan air suci Lourdes disakralkan untuk melakukan mukjizat.
Pada usia 22, Bernadette menjadi biarawati dan mengabdikan hidupnya untuk Maria, berdoa untuk pertobatan orang berdosa dan untuk melayani Tuhan. Bernadette meninggal pada 16 April 1879, pada usia 36 tahun.
Dia akan dikenang karena percaya pada kemuliaan Tuhan yang lebih besar karena dia setia pada misinya, dia rendah hati dalam kemuliaan dan dia gagah berani dalam penderitaannya. Saat ini, Lourdes tetap menjadi salah satu kuil Kristen yang paling sering dikunjungi di dunia. Lebih dari 3 juta pengunjung, peziarah dan turis datang setiap tahun ke Gua Massabielle, di mana Perawan Maria menampakkan diri kepada Bernadette 18 kali pada tahun 1858.
Penampakan Pertama – Kamis, 11 Februari 1858:
Setelah makan malam pada hari Kamis sebelum Rabu Abu, ibu Bernadette memberi tahu anak-anaknya bahwa tidak ada lagi kayu di rumah. Bernadette dan saudara perempuannya, Toinette, dan seorang teman tetangga, Jeanne Abadie, pergi ke sungai Gave untuk mengumpulkan kayu. Mereka harus menyeberangi kanal air dingin. Khawatir dia akan terkena serangan asma, Bernadette tetap berada di tepi sungai, dan dua gadis lainnya menyeberangi sungai dan mengambil kayu di bawah gua sampai mereka menghilang di sepanjang Gave.
Bernadette mendengar suara keras seperti suara badai, tapi tidak ada yang bergerak. Dia ketakutan dan berdiri tegak, kehilangan semua kekuatan berbicara dan berpikir. Dia menoleh ke arah Gua Massabieille dan melihat di celah batu itu ada semak mawar, satu-satunya, bergerak seolah-olah sangat berangin. Hampir pada saat yang sama, keluar dari bagian dalam gua awan berwarna emas, dan segera setelah itu, seorang Wanita, muda dan cantik –sangat cantik — orang-orang seperti yang belum pernah dilihatnya, datang dan menempatkan dirinya. di pintu masuk bukaan di atas semak mawar. Dia menatap Bernadette dan segera tersenyum dan memberi isyarat padanya untuk maju, dengan cara seorang ibu memberi isyarat kepada anaknya untuk mendekat. Bernadette mengeluarkan rosarionya dan berlutut di depan Sang Wanita, yang juga memiliki rosario di lengan kanannya. Ketika Bernadette mencoba untuk mulai berdoa rosario dengan membuat tanda salib, lengannya lumpuh. Hanya setelah Nyonya membuat tanda salib sendiri, Bernadette dapat melakukan hal yang sama. Saat Bernadette berdoa rosario, Wanita itu melewati manik-manik rosarionya di antara jari-jarinya, tetapi tetap diam. Dia memang membaca Gloria dengan dia, namun. Ketika pendarasan rosario selesai, Bunda kembali ke bagian dalam batu dan awan emas menghilang bersamanya.
Bernadette memberi tahu saudara perempuannya tentang hal-hal luar biasa yang terjadi padanya di gua, memintanya untuk merahasiakannya. Sepanjang hari, citra sang Lady tetap ada di benaknya. Di malam hari dalam doa keluarga Bernadette gelisah dan mulai menangis. Ketika ibunya bertanya ada apa, kakaknya menceritakan semuanya. Ibu Bernadette mengatakan kepadanya bahwa ini adalah ilusi, dan melarangnya untuk kembali ke Massabieille.
Bernadette tidak bisa tidur malam itu. Wajah Nona, yang begitu baik dan anggun, tak henti-hentinya kembali ke ingatannya. Tidak ada gunanya mengingat apa yang dikatakan ibunya karena dia tidak percaya bahwa dia telah ditipu. Keyakinannya akan hal ini tidak tergoyahkan. Dia melanjutkan untuk menggambarkan Wanita Cantik secara rinci:
“Dia memiliki penampilan seorang gadis muda berusia enam belas atau tujuh belas tahun. Dia mengenakan jubah putih, diikat di pinggang dengan pita biru yang mengalir di sekelilingnya. Sebuah kuk menutupnya dengan lipatan anggun di pangkal leher. Lengannya panjang dan ketat. Dia memakai kerudung yang juga putih di kepalanya. Kerudung ini hanya memperlihatkan sekilas rambutnya dan kemudian jatuh ke belakang di bawah pinggangnya. Kakinya telanjang tetapi ditutupi oleh lipatan terakhir jubahnya kecuali pada titik di mana mawar kuning bersinar pada masing-masing dari mereka. Dia memegang di lengan kanannya sebuah rosario dari manik-manik putih dengan rantai emas bersinar seperti dua mawar di kakinya. Pada hari Minggu, ibu Bernadette mengizinkannya untuk kembali ke gua.
Penampakan Kedua – Minggu, 14 Februari 1858:
Ketiga gadis kecil itu mulai keluar, dipersenjatai dengan sebotol air suci. Jika apa yang dikatakan orang tua mereka benar, mereka mungkin membutuhkan ini untuk menangkal pengaruh jahat. Alih-alih melemparkan air ke arah Lady, Bernadette menuangkan air dengan tenang ke tanah. Kemudian dia berbalik dan memberi tahu temannya bahwa, dilihat dari senyum Wanita Cantik, Dia senang dengan tindakan ini. Sebelum Jeanne Abadie, yang baru saja tiba, dapat menjelaskan bahwa dia telah melempar batu untuk bersenang-senang, yang lain telah berhamburan ke segala arah, berteriak minta tolong sambil berlari. Ketika Toinette mencapai cachot (rumah) dan mencurahkan ceritanya, ibunya mengambil sakelar dan menuju ke lokasi. Sekarang seluruh kota sedang berbicara. Untungnya bagi Bernadette kecil yang tidak bahagia, seorang wanita lokal yang cukup terkenal menafsirkan penampakan dengan cara yang berbeda dari kebanyakan penduduk kota. Dia mendapat izin Louise untuk membiarkan putrinya Bernadette menemaninya dan seorang teman ke gua.
Penampakan Ketiga – Kamis, 18 Februari 1858:
Ketiganya pertama-tama pergi ke Misa awal. Kemudian mereka berangkat ke gua. Madame Millet membawa lilin yang diberkati; Antoinette Peyret pena, kertas, dan tinta untuk merekam apa pun yang mungkin dikatakan. Wanita Cantik itu berkata kepada Bernadette: “Saya tidak perlu menuliskan apa yang harus saya katakan kepada Anda. Maukah Anda berbaik hati datang ke sini setiap hari selama lima belas hari?” Tidak ada alasan eksplisit yang diberikan untuk permintaan ini, tetapi janji yang pasti menyertainya: meskipun dia tidak berjanji bahwa Bernadette akan bahagia di dunia, Wanita Cantik itu berjanji bahwa kebahagiaan akan menunggu di surga.
Penampakan Keempat – Jumat, 19 Februari 1858:
Orang tua Bernadette dan bibinya menemaninya ke Grotto bersama beberapa tetangga. Tak lama setelah Bernadette mulai berdoa Rosario, semua orang yang hadir memperhatikan bahwa wajahnya diubah rupa dan diterangi.
Penampakan Kelima – Sabtu, 20 Februari 1858:
Pada kunjungannya yang kelima, Wanita Cantik itu mengajari Bernadette sebuah doa, yang dia panjatkan setiap hari selama sisa hidupnya. Dia tidak pernah mengungkapkan doa kepada siapa pun, tetapi dia mengatakan bahwa dia diberitahu untuk selalu membawa lilin yang diberkati bersamanya. Lilin sekarang menyala terus-menerus di Kuil.
Penampakan Keenam – Minggu, 21 Februari 1858:
Wanita Cantik itu memberi tahu Bernadette pada kesempatan ini untuk “berdoa bagi para pendosa”, yang tidak pernah gagal dia lakukan. Beberapa ratus orang hadir pada hari itu, termasuk Dr. Dozous, seorang dokter terkemuka di Lourdes. Dia mengatakan kepada orang banyak bahwa dia tidak dapat menemukan apa pun yang abnormal tentang kondisi fisik Bernadette, bahkan ketika kondisi mentalnya seperti trans: “Denyut nadinya teratur, pernapasannya mudah, dan tidak ada yang menunjukkan kegembiraan gugup.”
Sebuah pertemuan diadakan oleh warga kota, dan perbedaan pendapat yang tajam diungkapkan mengenai penampakan. Mereka menyatakan keprihatinan atas bahaya yang dapat menyertai pertemuan orang banyak seperti itu. Mereka membujuk Kaisar Kaisar, M. Dutour, untuk secara resmi melarang Bernadette kembali ke Gua. Bernadette menjawab bahwa dia tidak bisa memberikan kata-katanya untuk menahan diri dari pergi ke Gua karena dia telah berjanji pada Wanita Cantik dia akan melakukannya. Dutour memecatnya, dan membicarakan masalah ini dengan dua pejabat setempat: M. Jacomet, Kapolri; dan M. Estrade, yang akan menjadi teman Bernadette dan Dutour dan yang juga melakukan pelayanan yang tak ternilai dengan mendengarkan percakapan di masa depan dan dengan cermat merekamnya kata demi kata.
Estrade merekam percakapan antara Kepala Polisi dan Bernadette. Dalam pertemuan itu, M. Jacomet sengaja mencoba membingungkan Bernadette untuk mengubah penjelasannya tentang penampakan. Ketika upaya itu gagal, Kepala Polisi membebaskan Bernadette ke tahanan ayahnya dengan peringatan bahwa dia membawanya pulang dan menjamin bahwa tidak akan ada gangguan lebih lanjut. Tetapi panggilan batin yang mendesaknya lebih kuat daripada nasihat duniawi mana pun.
Pada hari Senin, 22 Februari 1858, Bernadette kembali ke Gua sepulang sekolah. Dua polisi melihatnya dan mengikutinya, begitu pula kerumunan orang biasa. Para polisi berdiri dengan penuh hormat saat dia berlutut di tempatnya yang biasa. Tetapi ketika dia bangun, mereka melompat ke depan dan bertanya apakah dia masih bersikeras bahwa dia telah melihat seorang Wanita Cantik. “Tidak, kali ini aku tidak melihat apa-apa,” jawabnya. Dia diizinkan pulang, tetapi dia diejek dan diancam. Orang-orang berkata dengan mengejek bahwa Nona Cantik takut pada polisi dan telah menemukan tempat yang lebih aman untuk dituju.
Penampakan Ketujuh – Selasa, 23 Februari 1858:
Sekitar dua ratus orang hadir pada penampakan ini. Ketika penampilan Bernadette sekali lagi berubah, para pria yang hadir melepas topi mereka dan berlutut. Bernadette tampak sangat serius dan mendengarkan, dan kemudian gembira, dan dia kadang-kadang membungkuk. Di akhir penglihatannya, yang berlangsung selama satu jam, Bernadette berlutut ke arah semak mawar dan mencium tanah. Ketika ditanya apa yang dikatakan Lady, Bernadette menjawab bahwa Lady telah mempercayakannya dengan tiga rahasia, yang tidak pernah dia ungkapkan.
Penampakan Kedelapan – Rabu, 24 Februari 1858:
Selama penampakan kedelapan, Bernadette berbalik dan menghadap kerumunan lebih dari empat ratus orang, dan tiga kali dia mengulangi, “penyesalan, penyesalan, penyesalan!”
Penampakan Kesembilan – Kamis, 25 Februari 1858:
Selama penampakan ini, Wanita Cantik memberi tahu Bernadette untuk, “minum dari air mancur dan mandi di dalamnya.” Bernadette bingung; tidak pernah ada air mancur di Massabieille, atau mata air alami apa pun. Dia mulai menggaruk kerikil lepas dari tanah yang mengelilinginya. Saat dia melakukannya, dia memperhatikan bahwa tanah di bawahnya lembab, dan sebuah kolam kecil terbentuk dan gelembung-gelembung naik darinya. Dia menangkupkan kedua tangannya dan minum, lalu membasuh wajahnya. Keesokan harinya, kolam itu meluap dan air menetes ke bawah batu. Keesokan harinya, tetesan itu telah menjadi aliran yang nyata. Tentu saja, segera dikatakan — dan telah dikatakan oleh para skeptis sejak itu — bahwa mata air selalu ada di sana. Faktanya tetap bahwa Bernadette memang menemukan pegas sebagai hasil dari perintah langsung.
Penampakan Kesepuluh – Sabtu, 27 Februari 1858:
Pada kesempatan ini, Nyonya Cantik memberi tahu Bernadette untuk “mencium tanah atas nama orang-orang berdosa.” Dia segera melakukannya, dan orang banyak mengikuti teladannya.
Penampakan Kesebelas – Minggu, 28 Februari 1858:
Ada sekitar dua ribu penonton di Grotto pagi itu. Wanita itu meminta Bernadette untuk memberi tahu para pendeta untuk membangun sebuah kapel di lokasi Gua.
Penampakan Kedua Belas – Senin, 1 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Lady berkomentar kepada Bernadette bahwa dia tidak menggunakan Rosarionya sendiri, yang merupakan pernyataan yang akurat. Bernadette telah diminta oleh Pauline Sans untuk menggunakan Rosario Pauline di Gua hari itu.
Penampakan Ketigabelas – Selasa, 2 Maret 1858:
Bernadette tiba di Grotto pagi-pagi sekali, berdoa Rosario di hadapan Bunda Maria, yang tetap diam kecuali Gloria.
Penampakan Keempat Belas – Rabu, 3 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Bunda mengulangi bahwa Dia menginginkan sebuah kapel yang dibangun oleh pendeta dan, sebagai tambahan, bahwa Dia ingin orang-orang datang ke kapel ini dalam bentuk prosesi. Bernadette sangat takut kepada pastor paroki, Abbe Peyramale. Sulit baginya untuk pergi menemuinya pertama kali untuk membangun kapel, tetapi butuh banyak keberanian baginya untuk menunjukkan dirinya untuk kedua kalinya tentang prosesi. Dia mengabaikannya dengan singkat, memerintahkannya untuk memberi tahu Nyonya Cantik bahwa Penyembuh Lourdes tidak terbiasa berurusan dengan orang asing yang misterius; bahwa jika Dia menginginkan sebuah kapel — jika Dia memiliki hak untuk memilikinya — Dia harus mengungkapkan identitas-Nya.
Penampakan Kelimabelas – Kamis, 4 Maret 1858:
Sekarang, hampir semua orang di Prancis tahu bahwa tanggal 4 Maret adalah hari terakhir dari lima belas hari Bernadette telah berjanji kepada Lady bahwa dia akan hadir di Grotto. Dua puluh ribu orang hadir hari itu, termasuk seluruh garnisun militer dengan seragam lengkap. Saat Bernadette mendekati tempat penampakan, sebuah jalan dibuka untuknya, dan para prajurit yang menemaninya melakukannya dengan hormat. Setelah penampakan, Bernadette mengatakan kepada orang banyak bahwa dia akan terus datang ke Gua karena Wanita Cantik itu tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam bentuk perpisahan. Kerumunan kecewa dan kecewa. Mereka telah melihat Bernadette berubah rupa dengan pancaran cahaya yang aneh, tetapi mereka juga berharap untuk berbagi penglihatannya, untuk mendengar suara yang sama seperti yang dia lakukan, dan mereka berharap bahwa, paling tidak, semak mawar akan tiba-tiba mekar secara ajaib.
Penampakan Keenam Belas – Kamis, 25 Maret 1858:
Selama penampakan keenam belas, yang terjadi pada Hari Raya Kabar Sukacita, Wanita Cantik itu mengungkapkan identitasnya kepada Bernadette: “Que soy era Immaculado Conception”, Akulah Immaculate Conception. Bernadette tidak yakin apa arti nama ini, tetapi orang-orang yang tidak membutuhkan penjelasan berbondong-bondong ke Lourdes dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Baron Massy, seorang pejabat setempat, memerintahkan Bernadette untuk diperiksa oleh tiga dokter lagi. Mereka menemukan dia sehat secara fisik dan mental.
Penampakan Ketujuh Belas – Rabu, 7 April 1858:
Bernadette tidak pernah gagal membawa lilin yang menyala ke Gua sejak pertama kali dia diperintahkan untuk melakukannya oleh Nyonya Cantik. Selama penampakan ini, dia tanpa sadar meletakkan salah satu tangannya di atas nyala lilin. Orang-orang menyaksikan api membakar melalui jari-jarinya. Bernadette bahkan tidak mendengar teriakan ngeri yang muncul dari kerumunan. Dia terus berdoa setidaknya selama lima belas menit sementara nyala api membakar tangannya. Dia muncul dengan tenang dari doa tanpa cedera. Kemudian Dr. Dozous mengambil lilin lain dan, tanpa peringatan, menyentuhkan nyala api itu ke tangannya. Bernadette segera berteriak kesakitan. Tak lama setelah penampakan ini, Prefek mengambil tindakan sendiri dan memerintahkan Grotto ditutup, dan altar pedesaan dibongkar.
Penampakan Kedelapan Belas – Jumat, 16 Juli 1858:
Bernadette tampak lega bahwa dia menjadi kurang dari figur publik. Beberapa bulan telah berlalu, dan setelah menerima komuni pada pesta Bunda Maria dari Gunung Karmel, Bernadette merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk kembali ke Gua. Karena barikade masih terpasang, dia dan bibinya tidak bisa sedekat mungkin dengan tempat suci yang mereka inginkan, jadi mereka berlutut di rerumputan, dan Nyonya Cantik muncul untuk terakhir kalinya.
Bernardette setelah penampakan
Bernadette bergabung dengan ordo Suster-Suster Cinta Kasih. Sepanjang hidupnya dia tetap sakit-sakitan, tetapi dengan sabar menjalankan tugasnya sebagai rumah sakit dan sakristan. Dia meninggal secara suci pada 16 April 1879. Dia berusia 34 tahun. Bernadette dimakamkan di halaman biara di Nevers, Prancis. Tubuhnya digali tiga puluh tahun kemudian pada tanggal 22 September 1909, di hadapan dua dokter, beberapa pejabat yang ditunjuk, dan biarawati dari biara setempat. Ketika peti mati Bernadette dibuka, tidak ada bau, dan tubuhnya sama sekali tidak tersentuh oleh hukum alam.
Penggalian kedua dilakukan pada tanggal 3 April 1919. Jenazah yang saat itu dinyatakan Yang Mulia ditemukan dalam kondisi yang sama seperti sepuluh tahun sebelumnya, kecuali wajahnya sedikit berubah warna, karena pencucian yang dialaminya selama penggalian pertama. . Seorang pekerja dalam lilin dipercayakan dengan tugas melapisi wajah Orang Suci yang telah meninggal empat puluh tahun. Relik suci (tubuh Bernadette) ditempatkan di peti mati emas dan kaca dan dapat dilihat sampai hari ini di Kapel Saint Bernadette di rumah induk di Nevers, Prancis.
Kuil dan tempat ajaib
Hari ini, di sekitar gua, sebuah basilika tiga tingkat neo-Bizantium dibangun. Bawah tanah adalah basilika lain, yang menampung 7.000 orang dan memiliki jalan untuk kursi roda. Pemandian, titik fokus sebenarnya dari kuil, adalah bilik kecil yang penuh dengan air sedingin es dari mata air, di mana orang sakit, beberapa sakit parah, membenamkan diri dengan harapan disembuhkan. Dua rumah sakit, yang merawat tetapi tidak merawat orang sakit, merupakan bagian dari kompleks tersebut.
Dari 3 juta orang yang datang ke Lourdes setiap tahun, 500.000 adalah orang sakit yang berharap disembuhkan secara ajaib. Data terakhir dari Biro Medis Lourdes, 66 kasus secara resmi diakui sebagai keajaiban, dari tahun 1858 hingga saat ini; dari kasus pertama yang terjadi beberapa hari setelah penampakan pertama di Massabielle, hingga kasus terakhir, yang berkaitan dengan Tuan Jean-Pierre Bély, yang diakui pada tahun 1999, dibandingkan dengan jumlah keseluruhan 7000 pemulihan yang diklaim.
Klaim keajaiban harus melalui studi salah satu kelompok dokter yang paling ketat. Faktanya, Komite Medis Nasional Lourdes didirikan pada tahun 1947, yang dibentuk oleh para spesialis universitas, dengan tujuan untuk melakukan kontrol yang lebih ketat dan independen untuk lebih menjamin keaslian mukjizat yang mungkin terjadi. Komite ini menjadi Internasional (LIMC) pada tahun 1954, sehingga memperoleh otoritas yang lebih besar dan dimensi universal.
Saat ini, Komite Medis Internasional Lourdes (LIMC,) yang berbasis di Paris, terdiri dari 25 anggota, termasuk dokter yang terkenal secara internasional, profesor universitas dan praktisi medis yang berpengalaman dan berkualitas, dari berbagai negara di seluruh dunia.
Harus ada bukti medis bahwa orang yang sakit itu memang sakit sejak awal, bahwa gejalanya hilang dalam beberapa jam, dan penyembuhannya berlangsung selama beberapa tahun. Pasien diperiksa di tempat oleh biro medis, yang mengirimkan kesimpulannya ke LIMC.
Jika komisi menganggap penyembuhan itu otentik, laporan itu diteruskan ke komisi kanonik di keuskupan dari mana orang yang disembuhkan itu berasal, dan uskup membuat pengumuman tentangnya. Baru kemudian pemulihan secara resmi dinyatakan sebagai keajaiban.
Hamba Allah yang Rendah Hati
Profil Maria Ibu Yesus
Maria adalah seorang gadis muda, mungkin baru berusia sekitar 12 atau 13 tahun ketika malaikat Gabriel datang kepadanya. Dia baru saja bertunangan dengan seorang tukang kayu bernama Yusuf. Maria adalah seorang gadis Yahudi biasa, sedang menunggu untuk menikah. Tiba-tiba hidupnya akan selamanya berubah.
Lukisan profil Maria dan bayi Yesus
Maria takut dan gemetar di hadapan malaikat. Ia tidak pernah menyangka akan mendengar berita yang paling luar biasa -- bahwa ia akan memiliki anak, dan anaknya akan menjadi Mesias. Meskipun ia tidak bisa memahami bagaimana caranya akan mengandung Juru Selamat, tetapi ia menjawab kepada Allah dengan keyakinan dan ketaatan.
Meskipun panggilan Maria tersebut menyimpan kehormatan yang besar, itu akan menuntut penderitaan yang besar juga. Sama seperti ada rasa sakit saat melahirkan dan ketika menjadi ibu, akan ada banyak rasa sakit dalam hak istimewa ketika menjadi ibu dari Mesias.
Maria adalah ibu dari Mesias, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Ia adalah seorang hamba yang taat. Dia memercayai Allah, dan ia mematuhi panggilan-Nya.
Maria Ibu yang Menjadi Kekuatan Yesus
Malaikat itu mengatakan kepada Maria dalam Lukas 1:28, AYT bahwa dia disertai oleh Allah. Frasa ini secara sederhana berarti bahwa Maria telah diberi banyak anugerah atau "kemurahan yang tidak layak diterima" dari Allah. Bahkan, dengan kemurahan Allah, Maria masih akan banyak menderita. Meskipun pada suatu hari nanti ia akan sangat dihormati sebagai ibu dari Juru Selamat, dialah yang pertama kali akan mengetahui aib sebagai ibu yang tidak menikah. Ia hampir akan kehilangan tunangannya. Putra terkasihnya akan ditolak dan dibunuh dengan kejam. Ketaatan Maria akan rencana Allah akan sangat merugikannya, tetapi ia bersedia menjadi hamba Allah.
Allah mengetahui bahwa Maria adalah seorang wanita yang memiliki kekuatan dan ketaatan yang luar biasa. Ia adalah satu-satunya manusia yang menyertai Yesus di sepanjang hidupnya -- mulai dari kelahiran sampai kematian-Nya. Ia melahirkan-Nya sebagai bayinya dan menyaksikan Dia mati sebagai Juru selamat-Nya. Maria juga mengetahui memahami Kitab Suci. Ketika malaikat itu muncul dan mengatakan Bayi itu akan menjadi Anak Allah, Maria menjawab, "Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku seperti yang engkau katakan itu" (Lukas 1:38, AYT). Dia mengetahui nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama tentang Mesias yang akan datang.
Kelemahan-Kelemahan Maria
Maria masih muda, miskin, dan seorang perempuan. Sifat-sifat ini membuatnya tidak cocok di mata bangsanya untuk dipakai dengan penuh kuasa oleh Allah. Namun, Allah memandang kepercayaan dan ketaatan Maria. Dia tahu bahwa Maria akan rela melayani Allah pada salah satu panggilan yang paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Sama seperti Maria, Allah melihat ketaatan dan kepercayaan kita -- biasanya bukan pada kecakapan-kecakapan yang secara umum dianggap penting oleh manusia. Allah akan sering memilih dan menggunakan pilihan yang paling tidak mungkin.
Pelajaran-Pelajaran Hidup
Maria pasti tahu bahwa penyerahan dirinya bagi rencana Allah akan merugikannya. Selain itu, ia tahu bahwa ia akan dipermalukan dicela sebagai ibu yang tidak menikah. Ia pasti berpikir bahwa Yusuf akan menceraikannya, atau lebih buruk lagi, ia bahkan mungkin akan dihukum mati dengan dirajam. Maria tidak mungkin tidak menyadari sepenuhnya akan penderitaan pada masa depan. Ia mungkin tidak pernah membayangkan rasa sakit saat menyaksikan anak terkasih-Nya menanggung beban dosa dan mati dalam kematian yang mengerikan di kayu salib. Namun, ia tetap menyerahkan dirinya bagi rencana Allah. Dapatkah kita bersedia untuk menerima rencana Allah? Bisakah kita melangkah maju dan bersukacita dalam rencana Allah, seperti yang dilakukan Maria, ketika kita tahu bahwa itu akan sangat merugikan kita?
Lukisan profil Maria dan kesengsaraan Yesus
Referensi-referensi tentang Maria dalam Alkitab:
Maria, ibu Yesus disebutkan di seluruh Injil dan Kisah Para Rasul 1:14.
Istri, ibu, ibu rumah tangga.
Suami -- YusufKerabat -- Zakharia, ElizabethAnak-anak -- Yesus, Yakobus, Yoses, Yudas, Simon, dan beberapa anak perempuan
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia."
Lukas 1:46-55, AYT (Pujian Maria)
Lalu, berkatalah Maria,"Jiwaku memuliakan Allah,dan Rohku bersukacita di dalam Allah, Juru Selamatku.Sebab, Allah telah memperhitungkanhamba-Nya yang hina ini.Dengarlah, mulai sekarang dan seterusnya, seluruh generasi akan menyebutku berbahagia.Karena Ia Yang Mahakuasa telah melakukan hal-hal yang besar kepadaku,dan kuduslah nama-Nya.Rahmat-Nya diberikan dari generasi ke generasi,kepada orang-orang yang takut akan Dia.(t/N. Risanti)