Elang Elang Apa Yang Nyeremin

Bobo.id - Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan burung elang. Yap, salah satu burung pemangsa atau predator.

Burung elang ini memiliki kemampuan terbang yang luar biasa, cakar yang kuat, dan paruh yang tajam, lo.

Tak hanya itu, ternyata burung elang juga memiliki penglihatan tajam. Bahkan, lebih tajam daripada manusia.

Oleh karena itu, ketika ada orang yang memiliki mata tajam, mereka sering disebut dengan 'mata elang'. Hihi.

Mata burung elang bisa melihat detail dari jarak yang sangat jauh. Ia bisa melihat dari ketinggian 10 lantai. Wow!

Hmm, kira-kira apa rahasia elang bisa mendapatkan penglihatannya yang tajam itu, ya? Kita cari tahu, yuk!

Mata Besar dan Bentuk Khusus

Saat memperhatikan elang, kita akan tahu kalau mata elang memiliki ukuran yang besar dibandingkan kepalanya.

Bayangkan saja, diameter mata burung elang bisa mencapai 5 cm. Padahal, manusia hanya sekitar 2,4 cm.

Ukuran mata yang besar ini memungkinkan burung elang untuk mengumpulkan lebih banyak cahaya dan informasi.

Selain itu, mata burung elang juga memiliki bentuk khusus, yakni seperti mangkuk cekung yang cukup dalam.

Baca Juga: Meski Punya Paruh, Ternyata Platipus Termasuk Karnivora, Apa Makanannya?

Bentuk ini membuat mata elang berfungsi seperti lensa. Yap, bisa memperbesar suatu gambar dari jarak jauh.

Sel Penglihatan Banyak dan Rapat

Rahasia di balik mata elang yang tajam adalah karena elang punya sel penglihatan yang banyak dan juga rapat.

Sel-sel penglihatan yang ada di retina mata burung elang terdiri dari dua jenis, yakni sel kerucut dan sel batang.

Sel kerucut ini berfungsi untuk melihat warna dan detail. Nah, sel batang fungsinya melihat di kondisi gelap.

Mata burung elang memiliki jumlah sel kerucut yang lebih banyak dan sel kerucut yang lebih rapat dari manusia.

Mata burung elang punya satu juta sel kerucut per milimeter persegi. Padahal, manusia hanya punya 200 ribu.

Jumlah dan kerapatan sel kerucut yang tinggi inilah yang bikin elang bisa melihat objek jauh dengan jelas.

Punya Dua Titik Fokus Berbeda

Titik fokus adalah daerah retina mata yang punya kerapatan sel kerucut paling tinggi dan berfungsi melihat objek secara jelas.

Sebagai informasi, mata manusia hanya memiliki satu titik fokus di tengah retina. Namanya fovea sentralis.

Baca Juga: Perbedaan Fungsi Paruh Elang dan Paruh Burung Kolibri, Materi Kelas 4 SD

Sementara itu, mata burung elang memiliki dua titik fokus di retina. Namanya fovea sentralis dan fovea lateralis.

Fovea sentralis berada tepat di tengah retina. Fungsinya untuk melihat objek depan mata dengan resolusi tinggi.

Fovea lateralis ini berada di sisi retina, berfungsi melihat objek di samping mata dengan sudut pandang lebar.

Dengan dua titik fokus ini, mata burung elang bisa melihat objek depan dan samping secara bersamaan, lo.

Bisa Melihat Cahaya Ultraviolet

Cahaya ultraviolet adalah cahaya yang punya gelombang lebih pendek dari cahaya tampak dan tak bisa dilihat manusia.

Namun, mata burung elang bisa melihat cahaya ultraviolet karena sel kerucut punya sensitivitas yang tinggi.

Kemampuan melihat cahaya ultraviolet ini membantu burung elang untuk berburu mangsanya, teman-teman.

Sebab, burung elang dapat dengan mudah melihat jejak urine atau kotoran yang pantulkan cahaya ultraviolet.

Selain itu, kemampuan ini juga bisa digunakan untuk berkomunikasi dan mengenali burung elang lainnya.

Hal ini karena bulu-bulu burung elang diketahui memiliki pola yang berbeda dalam cahaya ultraviolet. Unik, ya!

Nah, itulah rahasia di balik penglihatan burung elang yang sangat tajam. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Baca Juga: Terkenal Pandai Berburu, Berapa Kecepatan Burung Elang Emas saat Terbang?

Apa saja kemampuan hebat burung elang?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

JAKARTA - Mengenal apa itu mata elang? Di tengah maraknya industri pinjaman online (pinjol), istilah mata elang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang pernah mengajukan kredit pinjaman.

Istilah mata elang dikaitkan dengan debt collector dan para dealer motor. Mata elang merupakan sebutan yang lazim digunakan untuk menyebut agen penagih utang atau debt collector.

Mengenai apa itu mata elang. Mata elang merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut agen penagih utang yang bertugas untuk menagih pembayaran kredit kendaraan yang belum lunas dari para peminjam.

Umumnya mereka bekerja sebagai pihak ketiga yang disewa oleh perusahaan leasing atas alasan kredit macet. Sebutan mata elang ini karena mata para debt collector yang disamakan dengan burung elang yang tajam ketika melihat nomor polisi debitur yang menunggak kredit kendaraan.

Mata elang motor ini biasanya dijumpai di pinggir jalan dengan membawa buku dan ponsel untuk melacak kendaraan yang bermasalah. Mereka biasanya beranggotakan empat hingga enam orang yang memantau laju kendaraan.

Ketika menghadapi debitur yang sulit ditagih secara prosedural, pihak kreditur mau tidak mau harus menggunakan jasa mata elang. Meskipun sebenarnya, pihak pemberi kredit tidak harus bergantung pada penagih utang untuk menarik kendaraan debitur yang gagal bayar jika mereka telah mengikat perjanjian fidusia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999.

Perjanjian fidusia adalah perjanjian antara kreditur dan debitur yang melibatkan penjaminan dengan posisi jaminan yang tetap berada di bawah kendali pemilik jaminan. Perjanjian ini dibuat secara resmi melalui akta notaris dan didaftarkan ke kantor pendaftaran fidusia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Namun, ada kendala yang seringkali dihadapi oleh pemberi kredit, yaitu biaya yang cukup besar untuk pendaftaran fidusia, yang bisa mencapai Rp1 juta per kendaraan. Karena itu, seringkali perjanjian fidusia tidak dilakukan dan berakhir hanya sebagai perjanjian informal.

Dengan alasan inilah, pihak leasing sering kali memilih untuk menggunakan jasa mata elang untuk menangani nasabah yang tidak membayar agar kendaraan mereka dapat direposisi.

Demikian informasi mengenai apa itu mata elang. Perlu diketahui, secara hukum pihak leasing tidak memiliki hak untuk menyita kendaraan konsumen jika tidak ada perjanjian fidusia yang mengikat.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Popularitas dan politik merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Dimana popularitas berasal dari populer dan/atau kepopuleran sebagai kata nomina untuk...

Elang alap jambul (Accipiter trivirgatus) adalah sejenis elang yang termasuk ke dalam spesies dari genus accipiter.

Karateristik dalam burung elang alap jambul adalah:

Berukuran sedang 30–46 cm, Rentang sayap 54–79 cm dan berat tubuh jantan sekitar 352 gram dan betina sekitar 563 gram dengan rentang sayap jantan sekitar 68 sampai 76 cm dan betina betina sekitar 78 sampai 90 cm. Tubuh gelap dengan jambul yang jelas.

Pada waktu berbiak kadang memperlihatkan gaya terbang yang khas, getaran sayap (bulu putih sisi tubuh terlihat jelas), berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit. Makanan burung ini adalah kadal dan burung. Sarangnya terbuat dari tumpukan besar ranting berlapis daun, pada pohon tinggi di hutan. Telurnya berwarna putih kebiruan, berbintik coklat, jumlah telur adalah 2 butir. Berkembang biak bulan Desember-Maret.

Selalu tinggal di hutan lebat, baik hutan hijau sepanjang tahun ataupun hutan gugur daun. Ditemukan juga di hutan-hutan[2] sekunder mengunjungi perkebunan teh. Hutan lebat, hutan dataran rendah, perbukitan. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Terdengar pekikan yang melengking "hi-hi-hi-hi-hi" dan lolongan yang panjang[1]. Pada masa berbiak terdengar suara yang agak lemah tetapi lebih mantap "wiiik wiik wiik ciwiiik ciwiik".

Asia Selatan, Asia tenggara, Sunda Besar, Filipina. Di Indonesia, penyebarannya terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali[3].Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatra (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka.[4]

Secara global, alap-alap jambul terdapat 11 sub-spesies dengan pesebaran berbeda yang meliputi Asia Selatan, Asia tenggara, Filipina, dan Sunda Besar. Tidak jarang ditemukan di hutan dataran rendah Sumatra (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Kep. Natuna) sampai ketinggian 1000 m. Di Jawa dan Bali dulu tersebar luas di hutan dataran rendah dan perbukitan, tetapi sekarang langka.[5]

Makanan utamanya adalah Burung, kadal, mamalia kecil, katak, serangga besar. Juga di Asia Tenggara memakan burung punai. Individu berukuran lebih kecil umum memakan kadal, tupai, dan tikus.[6]

Berburu di tenggeran yang rendah di laut. Selalu tinggal di hutan lebat. Pada waktu berbiak kadang-kadang memperlihatka cara terbang yang khas, yaitu getaran sayap (bulu putih pada sisi tubuhnya terlihat jelas) berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.

Mereka mulai membuat sarang sekitar pada bulan februari untuk yang di Kalimantan, Bulan Januari untuk yang di sumatera dan Desember untuk yang di Jawa ( Prawiradilaga, DM, dkk. 2003). Sarang cukup besar untuk ukuran dari genus Accipiter dengan lebar sarang 50 cm dan kedalaman mencapai 30 cm atau lebih setelah sarang digunakan berulang dalam beberapa tahun. Struktur sarang itu sendiri terdiri dari ranting dan dedaunan hijau dengan ketinggian 9-45 meter dari tanah yang diletakan agak tersembunyi di antara dedaunan atau tanaman pembelit. Jumlah telur yang dihasilkan rata-rata 1-2 butir telur berwarna putih kebiruan berbintik coklat dengan masa pengeraman diperkirakan sekitar 34 hari.[5]